Kamis, 23 Januari 2014

laporan lengkap farmasi fisika kompleksasi

BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Suatu senyawa kompleks adalah sebagai ion yang tersusun dari atom pusat yang mengikat secara koordinasi sejumlah ion atau molekul netral. Ion atau molekul netral sebagai spesies terikat pada atom pusat dalam suatu ion kompleks biasanya dinamakan “ligan”. Spesies ini memiliki satu pasang atau lebih elektron bebas dan berperan sebagai donor pasangan elektron pada pembentukan ikatan koordinasi (Ilyas, 2012:16).
Dalam pelaksanaan analisis ini, banyak digunakan reaksi-reaksi yang menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion atau molekul kompleks terdiri dari suatu atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom (ion) pusat itu. Jumlah relatif komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak mengikuti stoikiometri yang sangat tertentu, meskipun tidak dapat ditafsirkan dalam lingkup konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi adalah 6 (seperti dalam kasus Fe2+, Fe3+, Zn2+, Cr3+, Co3+, Cd3+), kadang-kadang 4 (Cu2+, Cu+, Pt2+) tetapi bilangan-bilangan 2 (Ag+) dan 8 (beberapa ion dari golongan platinum) juga terdapat (Martin, 1993:645).
Pengetahuan tentang senyawa kompleks sangat penting dalam bidang farmasi. Banyak senyawa obat yang tidak larut dapat dibuat menjadi larut dalam bentuk senyawa kompleks atau suatu senyawa menjadi aktif dan berkhasiat obat setelah membentuk kompleks dengan senyawa lain. Logam-logam berat dari dalam tubuh dapat dihilangkan dengan bantuan senyawa yang dapat membentuk kompleks logam. Beberapa senyawa obat harus membentuk kompleks agar dapat diabsorpsi atau didistribusi ke seluruh tubuh (Ilyas, 2012:17).
Dengan adanya percobaan kompleksasi ini, praktikan diharapkan dapat mengetahui pembentukan senyawa kompleks dan menerapkannya dalam farmasi secara umum, dan pembuatan obat secara khusus.

B.       Maksud dan Tujuan Percobaan
1.    Maksud Percobaan
            Untuk mengetahui dan memahami proses pembentukan senyawa kompleks dari suatu logam dalam larutan dengan penambahan zat pengompleks.
2.    Tujuan Percobaan
            Adapun tujuan percobaan dari praktikum ini yaitu :
a.    Membentuk senyawa kompleks antara CaCl dan EDTA berdasarkan perbandingan konsentrasi.
b.    Menentukan perbandingn antara CaCl2 dan Na2EDTA yang membentuk senyawa kompleks.
C.       Prinsip Percobaan
            Penentuan pembentukan senyawa kompleks antara CaCl2 dan Na2EDTA menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan menghitung panjang gelombang maksimum (x maks) Ca (II) EDTA dan daya serapan gelombang maksimum (adsorban) tiap konsentrasi campuran larutan CaCl2 dan Na2EDTA dengan frakso mol EDTA 0; 0,1; 0,25; 0,5; 0,75 dan 1.

BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A.       Teori Umum
Salah satu sifat unsur fransisi adalah kecenderung untuk membentuk ion kompleks atau senyawa kompleks. Ion-ion dari golongan fransisi mempunyai orbital-orbital kosong yang dapat menerima pasangan elektron pada pembentukan ikatan dengan molekul atau anion tertentu membentuk ion kompleks. Ion kompleks terdiri atas atom logam pusat dikelilingi anionanion atau molekul-molekul membentuk ikatan koordinasi. Ion logam pusat biasa disebut atom pusat, sedangkan molekul atau ion yang mengelilinginya disebut ligan. Banyaknya ikatan koordinasi antara atom pusat dengan ligannya disebut bilangan koordinasu (Ilyas, 2012:16).
Dalam pelaksanaan analisis ini banyak digunakan reaksi-reaksi yang menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion atau molekul kompleks terdiri dari satu atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom (ion) pusat itu. Jumlah relatif komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak mengikuti stoikiometri yang sangat tertentu, meskipun tidak dapat ditafsirkan dalam lingkup konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi adalah 6 (seperti dalam kasus Fe2+, Fe3+, Zn2+,Cr3+, Co3+, Cd3+), kadang-kadang 4 (Cu2+, Cu3+, Pt2+), tetapi bilangan-bilangan 2 (Ag+) dan 8 (beberapa ion dari golongan platinum) juga terdapat (Svehla, 1990:95).
Senyawa yang tersusun atas satu atom pusat, biasanya logam atau kelompok atom seperti VO, VO2 dan TiO yang dikelilingi oleh sejumlah anion atau molekul disebut senyawa kompleks. Anion atau molekul netral yang mengelilingi atom pusat atau kelompok atom itu disebut ligan. Jika ditinjau sistem dari asam-basa Lewis, atom pusat atau kelompok atom dalam senyawa kompleks tersebut bertindak sebagai asam Lewis, sedangkan ligannya bertindak sebagai basa Lewis. Ikatan yang terjadi antara ligan dan atom pusat merupakan ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks disebut juga senyawa koordinasi. Jumlah ligan yang mengelilingi atom pusat menyatakan bilangan koordinasi. Jumlah atom kompleks ditentukan dari penjumlahan muatan ion pusat dan jumlah muatan yang membentuk kompleks (Ramlawati, 2005:1).
Ion-ion dan molekul-molekul anorganik sederhana seperti NH3, CN-, Cl-, H2O membentuk ligan monodentat, yaitu suatu ion atau molekul menempati salah satu ruang yang tersedia di sekitar ion pusat dalam bulatan koordinasi, tetapi ligan bidentat (separti ion dipiridil). Rumus dan nama beberapa ion kompleks adalah sebai berikut :
(Fe (CN)6)4+                     Heksasianoterrat (II)
(Fe (CN)6)3+                     Heksasianoferrat (III)
(Cu (NH3)4)2+                  Tetraamintembaga (II)
(Cu (NH3)4)3+                  Tetraminkuprat (III)
(Co (Co)4)3-                      Tetrakarbonilkobaltat (III)
(Ag (CN2))-                      Disianoargentat (I)
(Ag (S2O3)2)                    Ditiasul fatoargentat (I)
Dari contoh-contoh ini, kaidah tataa nama nampak jelas (Oxtoby, 2007:97).
Ada 3 jenis ligan dilihat dari sejumlah atom donor di dalamnya :
1.    Ligan monodental      : terdapat 1 atom di dalamnya.
2.    Ligan bidental            : terdapat 2 atom di dalamnya.
3.    Ligan polidentat         : terdapat lebih dari 1 atom donor di dalamnya.
Ligan polidentat disebut golongan pengkelat yang berasal dari kata Yunani “Chele” yang berarti cakar, hal ini dikarenakan dalam membentuk senyawa kompleks, ligan tersebut mencekram atom logam dengan sangat kuat. Senyawanya disebut kompleks khelat (Martin, 1993:125).
Karena kebanyakan reaksi dimana kompleks terbentuk berlangsung larutan air, salah satunya reaksi yang sangat mendasar untuk dipelajari dan dipahami adalah dimana molekul-molekul air disekeliling kation dan larutan air dipindahkan dari kulit koordinasi dan diganti oleh ligan lain masuk disini adalah kasus dimana ligan yang baru semata-mata molekul lain, yakni reaksi pertukaran air. Dengan beberapa pengacualian misalnya (Cr (H2O)6)3+, (Rh (H2O)6)3+ reaksi tersebut sangat cepat dan harus dipelajari dengan metode relaksasi (Khafkan, 2002:168).
Zat padat dibedakan antara zat padat kristal dan amorf. Dalam kristal, atom atau molekul penyusun memiliki struktur tetap (tetapi dalam amorf tidak) titik leburnya pasti. Zat padat memiliki volume dan bentuk tetap. Ini disebabkan karena molekul-molekul dalam zat padat juga menduduki tempat yang gelap dalam Kristal. Molekul-molekul zat padat juga mengalami gerakan namun sangat terbatas (Martin, 1993:225).
Molekul ataupun ion yang bertindak sebagai ligan umumnya mengandung suatu ligan atom elektron negatif, seperti nitrogen. Oksigen atau salah satu halogen. Ligan yang hanya memiliki satu pasang elektron menyendiri misalnya NH3 dikatakan anidentat. Ligan yang memiliki dua gugus yang mampu membentuk dua ikatan dengan atom sentral disebut bidentat. Ion tembaga (II) membentuk suatu kompleks dengan dua molekul etilendiamina cincin yang dibentuk olehinteraksi sebuah ion logam dengan dua gugus fungsional dalam ligan sama disebut cincin sapit, molekul organiknya adalah zat penyempit dan kompleks itu disebut senyawa sapit (Khofkan, 2002:150).
Ikatan antara Ag+ dengan N pada (Ag (NH3)2)+ adalah ikatan kovalen, hanya sepasang elektron yang dipakai bersama dari atom N. ikatan semacam ini disebut ikatan koordinat kovalen. Ion Ag bersifat akseptor elektron sedangkan N disebut donor elektron. Donor elektron biasanya atom N, O dan Cl.
            Spektofotometer merupakan alat yang digunakan untuk menghitung daya absorpsi dengan melewatkan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang biasa disebut kuvet. Sebagaian dari cahaya tersebut akan diserap dan sebagian lagi akan dilewatkan. Nilai absorpsinya dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet (Http//:Wikipedia.org.//Wiki/Spektro).
B.       Uraian Bahan
1.    Air Suling            (Dirjen POM.1979:96)
Nama resmi              : AQUA DESTILLATA
Nama lain                 : Air suling, aqiadest
Rumus molekul        : H2O
Berat molekut           : 18,02
Rumus bangun         :       O
                                   H          H
Pemerian                   : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak  berasa.
Penyimpanan            : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan                 : sebagai pelarut antara CaCl2 dan Na2 EDTA.

2.    CaCl2                   (Dirjen POM.1995:160)
Nama resmi              : CALCII CHLORIDUM
Nama lain                 : Kalsium chloridum
Rumus molekul        : CaCl2
Rumus Struktur        : Cl-Ca-Cl
Berat molekul           : 219,08
Pemerian                   : Hablur, tidak berwarna, tidak berbau; rasa agak pahit, meleh basah.
Kelarutan                  : Larut dalam 0.25 bagian air, mudah larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan            : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan                 : sebagai agen ligan / reaktan.

3.    EDTA                  ( Dirjen POM.1979:91)
Nama resmi              : AETHYLENDIAMINUM
Nama lain                 : EDTA, etilen diamina
Rumus molekul        : C2H8Na.H2O
Berat molekul           : 78,11
Pemerian                   : Cairan jernih, tidak berwarna, agak kuning.
Penyimpanan            : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan                 : Sebagai senyawa pengompleks
Rumus bangun         :
                                    HOOC – CH2                                      CH2 – COOH
                                                           
                                                               N – CH2 – CH2 – N

                                     HOOC – CH2                                     CH2 – COOH

4.    Na2EDTA            (Dirjen POM.1995:412)
Nama resmi              : DINATRIUM ETILENDIAMINA TETRA ASETAT DIHIDRAT
Nama lain                 : Dinatrium adetat, Na2 EDTA
Rumus molekul        : C10H14Na2O8. 2H2O
Berat nolekul            : 372,24

Rumus bangun         :                                                                          H


                                                         H                                                           
                                                                                                       O – Na
                                                                                            N
                                                                        N                
                                                           H
                                                                                            O             O – Na
                                                                   O
Pemerian                   : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, higroskopik.
Kelarutan                  : Larut dalam air, dalam etanol 95% dan eter P.
Kegunaan                 : Sebagai reaktan.

5.    Besi (III) Klorida     ( Dirjen POM.1979:659 )
Nama resmi              : FERRI CHLORIDUM
Nama lain                 : Besi (III) klorida
Rumus molekul        : FeCl3
Pemerian                  : Hablur atau serbuk hablur. Hitam kehijauan, bebas warna jingga dari garam                                           hidrat yang telah terpengaruh oleh kelembaban.
Kelarutan                  : Larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna jingga.
Penyimpanan            : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan                 : Sebagai reaktan.

C.       Prosedur Kerja (Ilyas.2012:17)
1.    Siapkan larutan CaCl2 dan EDTA 0,1 M dan 0,3 M.
2.    Buat campuran larutan CaCl2 dan EDTA dengan fraksi mol CaCl2 0; 0,1; 0,25; 0,5; 0,75; dan 1.
3.    Siapkan larutan standar Ca – EDTA 0,5 M.
4.    Tentukan panjang gelombang maksimum (λ maks) Ca – EDTA pada spektrofotometer UV – Vis.
5.    Ukur serapan tiap konsentrasi campuran larutan CaCl2 dan EDTA (yang telah diprosedur No. 2) pada λ maks.
6.    Buat grafik antara fraksi mol CaCl2 dan serapan.
7.    Tentukan fraksi mol CaCl2 dimana terjadi kompleks Ca – EDTA.
8.    Hitung nilai K.



BAB III
METODE KERJA
A.       Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan adalah botol semprot, gelas kimia, gelas ukur, kuvet, labu ukur, neraca analitik, spektrofotometer UV–Vis 1 set.
 Bahan-bahan yang digunakan adalah aquadest, CaCl2, EDTA, Na2EDTA dan tissue.

B.       Cara Kerja
1.    Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dibuat campuran larutan 10 ml CaCl2 0,1 M dan 10 ml Na2EDTA 0,1 M dihomogenkan, dimasukkan dalam kuvet hingga batas dan diamati.
3.    Dibuat camouran larutan CaCl2 dan Na2EDTA dengan fraksi CaCl2 0; 0,1; 0,25; 0,5; 0,75 dan 1.
4.    Dimasukkan dalam kuvet.
5.    Disiapkan blanko (Aquadest) pada kuvet.
6.    Ditentukan panjang gelombang maksimum pada spektrofotometer UV-Vis.
7.    Diukur serapan tiap konsentrasi campuran larutan CaCl2 dan Na2EDTA (yang telah dibuat pada Na2).
8.    Dibuat grafik antara fraksi mol dan serapan.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A.       Tabel Pengamatan
No.
Sampel
Panjang Gelombang (λ)
Absorban (Abs)
CaCl2
EDTA
1
2
3
4
5
6
0
0,1
0,25
0,5
0,75
1
1
0,9
0,75
0,5
0,25
0
228,0
310,0
299,0
228,0
206,0
208,0
4,213
0,482
4,444
4,213
4,600
0,124
s
B.       Perhitungan
1.      = = N
2.    K1    = 0,3 = 16.67 m
3.    K2    = 0,75 = 12.33 m
4.    K3    = 0,25 = 14.78 m
5.    K4    = 0,75 = 9.13 m
6.    K5    = 0,25 = 6.76 m
7.    K6    = 0   = 5 m

C.       Grafik
1.         Kurva antara absorbansi dan panjang gelombang

2.         Kurva antara fraksi mol CaCl2 dan absorban



D.      Reaksi
HCOOC – CH2                                                 CH2 – COOH
                               Na - CH2 - CH2 - Na                                +  CaCl2
HCOOC – CH3                                                 CH2 – COOH
                                                               

HCOOC – CH2                                                         CH2 – COOH
                               Na - CH2 - Ca - CH2 - Na                          +  Cl
HCOOC – CH3                                                         CH2 – COOH



BAB V
PEMBAHASAN
            Kompleksasi atau senyawa koordinasi menurut defenisi klasik, diakibatkan dari mekanisme donor absensor atau reaksi asam basa Leriks antara dua atau konstituen yang berbeda.
Ion kompleks terdiri atas atom logam pusat dikelilingi anion-anion atau molekul-molekul membentuk ikatan koordinasi ion logam pusat biasanya disebut atom logam. Sedangkan molekul atau ion yang mengelilingi disebut ligan. Banyaknya ikatan koordinasi antara atom pusat dengan ligannya disebut bilangan koordinasi.
            Ion logam pusat merupakan logam transisi yang dapat menerima pasangan electron bebas dari logam menempati orbital-orbital kosong pada 3 d, 4 s dan 4 p pada ion pusat.
            Ligan adalah molekul atau ion yang dapat menyumbangkan pasangan elektron bebas dari ligan menempati orbital-orbital pada atom pusat. Ligan ada yang bermuatan atom netral, bebas, positif dan negatif.
            Ada 3 jenis ligan yang terdapat 1 atom didalamnya, yaitu
1.    Ligan monodental, ligan yang terdapat 1 atom didalamnya,
2.    Ligan biodental, ligan yang terdapat 2 atom didalamnya, dan
3.    Ligan polidental, ligan yang terdapat lebih dari 1 atom didalamnya.
            Adapun cara kerja dri percobaan ini yaitu; siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dibuat larutan CaCl2 dan Na2EDTA masing-masing 0,1 M dan 0,3 M. Buatlah larutan CaCl2 dan Na2EDTA dengan fraksimol CaCl2 0; 0,1; 0,25; 0,5; 0,75 dan 1. Kemudian disiapkan standar Na2EDTA 0,5 M, lalu ditentukan panjang gelombang maksimum (λ maks) Na2EDTA pada spektrofotometer UV-Vis. Ukuran serapan tiap konsentrasi larutan CaCl2 dan EDTA (yang telah dibuat). Dibuat grafik antara CaCl2 dan serapan, kemudian ditentukan fraksi mol CaCl2 dimana terjadi kompleks Na2EDTA, lalu bandingkan nilai K.
            Dibuat fraksi mol Na2EDTA agar dapat diketahui pada fraksi mol Na2EDTA yang mana dapat terjadi kompleks pada fraksi mol 0,25 sedangkan pada CaCl2 kompleks terjadi pada fraksi mol 0,75.
            Dari percobaan yang dilakukan maka diperoleh nilai absorbs fraksi mol Na2EDTA 0 = 0,124; 0,25 = 4,600; 0,5 = 4,213; 0,75 = 4,444; 0,9 = 0,482 dan 1 = 4,213. Sedangkan pada absorbs fraksi mol CaCl2 0 = 4,213; 0,1 = 0,482; 0,25 = 4,444; 0,5 = 4,213; 0,75 = 4,600; dan 1 = 0,124.
            Mekanisme kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar cahaya tersebut kemudian menuju kuvet. Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh detector yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca.
            Adapun faktor-faktor kesalahan yang mungkin terjadi pada percobaan ini yaitu :
1.    Larutan yang digunakan kurang bagus dan konsentrasi yang tidak tepat karena tidak dilakukan pembakuan terlebih dahulu pada larutannya.
2.    Tidak telitinya praktikan pada saat memasukkan sampel pada spektrofotometer.
            Pengetahuan tentang senyawa kompleks sangat dalam pada bidang farmasi. Banyak senyawa obat yang tidak larut dibuat menjadi larut dalam bentuk senyawa kompleks. Beberapa senyawa obat harus membentuk kompleks agar dapat diabsorbsi atau didistribusikan ke seluruh tubuh.
            Teori asam basa menurut Lewis tidak ada kaitannya dengan transfer proton atom H+, namun berkaitan dengan pelepasan dan penggabungan pasangan electron bebas. Konsep asam dan basa Lewis ini sudah mencakup 2 konsep penemunya yang dahulu, Arrhenius dan Bronsted – Lowry.
            Zat bersifat basa memiliki pasangan elektron bebas yang bisa diberikan untuk membentuk ikatan kovalen koordinat. Sedangkan asam mamiliki kemampuan untuk menerima dan mengikat pasangan elektron bebas. Jadi jika konsepnya seperti ini berarti tidak ada hubungannya dengan konsep proton.
Contoh :
Reaksi asam dan basa Lewis
                                                          H          +
H+ + : NH3                                 H – N – H
                                                                                      H


           F                                         F          -
                                                         ̤                                   
F  – B    +  : F :-                  F – B      F
                                                         ̈  
F                                        F

            Dari percobaan yang dilakukan diperoleh nilai absorban fraksi mol Na2 EDTA 0 = 0,124; 0,25 = 4,600; 0,5 = 4,213; 0,75 = 4,444; 0,9 = 0,482 dan 1 = 4,213. Sedangkan absorban fraksi mol CaCl2 yaitu 0 = 4,213; 0,1 = 0,482; 0,25 = 4,444; 0,5 = 4, 213; 0,75 = 4,600 dan 1 = 0,124.
            Adapun hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan literature karena data yang dihasilkan bahwa fraksi mol 0,25 yang memiki serapan tertinggi, dimana volume EDTA pada fraksi mol ini adalah 0 sehingga tidak mungkin membentuk kompleks ion Na2EDTA.



BAB VI
PENUTUP
A.       Kesimpulan
            Dari percobaan yang didapatkan hasil absorban tertinggi adalah 4,600 dengan fraksi mol 0,75 pada CaCl2 dan 0,25 pada Na2EDTA.

B.       Saran
1.    Untuk Laboratorium
            Tolong lengkapi alat-alat dan bahan dalam laboratorium dan kalau bisa dibeli yang baru spektrofotometer UV-Vis.
2.    Untuk Asisten
            Pertahankan kinerja dan keakraban kakak pada para praktikan dan mohon dampingannya pada saat praktikum berlangsung.
Trima kasih kak !!!


DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.
Http//:Id.Wikipedia.org//wiki/Spektro. Diakses pada selasa tanggal 1/01/2013.
Ilyas, Fitrah et all. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. UIN Alauddin Makassar.
Khofkan. 2002. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : EGC.
Martin, Alfrel, dkk. 1993. Kimia Fisika. Jakarta : UI Press.
Ramlawati. 2005. Buku Ajar Kimia Anorganik Fisik. Makassar : Jurusan Kimia, FM IPA. UNM.
Svehla, Basset. 1990. Buku Ajar Analisis Kimia. Jakarta : UGC.
Oxtoby, D.W, dkk. 2007. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.



SKEMA KERJA
CaCl2 0,1 M 10 ml
Gelas kimia
Homogenkan
Kuvet
Spektrofotometer
CaCl2 0,1 M
kuvet
Spektrofotometer
Ukur serapan
Buat grafik
Kuat fraksi mol
0 : 0,1 : 0.25 : 0,5 : 0,75 : 1



Na2 EDTA 0,1 M
Hitung maksimal λ (panjang gelombang)
Na2 EDTA 0,1 M 10 ml