BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Suatu senyawa kompleks adalah
sebagai ion yang tersusun dari atom pusat yang mengikat secara koordinasi
sejumlah ion atau molekul netral. Ion atau molekul netral sebagai spesies
terikat pada atom pusat dalam suatu ion kompleks biasanya dinamakan “ligan”.
Spesies ini memiliki satu pasang atau lebih elektron bebas dan berperan sebagai
donor pasangan elektron pada pembentukan ikatan koordinasi (Ilyas, 2012:16).
Dalam
pelaksanaan analisis ini, banyak digunakan reaksi-reaksi yang menghasilkan
pembentukan kompleks. Suatu ion atau molekul kompleks terdiri dari suatu atom
(ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom (ion) pusat itu.
Jumlah relatif komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak
mengikuti stoikiometri yang sangat tertentu, meskipun tidak dapat ditafsirkan
dalam lingkup konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan
koordinasi adalah 6 (seperti dalam kasus Fe2+, Fe3+, Zn2+,
Cr3+, Co3+, Cd3+), kadang-kadang 4 (Cu2+,
Cu+, Pt2+) tetapi bilangan-bilangan 2 (Ag+)
dan 8 (beberapa ion dari golongan platinum) juga terdapat (Martin, 1993:645).
Pengetahuan
tentang senyawa kompleks sangat penting dalam bidang farmasi. Banyak senyawa
obat yang tidak larut dapat dibuat menjadi larut dalam bentuk senyawa kompleks
atau suatu senyawa menjadi aktif dan berkhasiat obat setelah membentuk kompleks
dengan senyawa lain. Logam-logam berat dari dalam tubuh dapat dihilangkan
dengan bantuan senyawa yang dapat membentuk kompleks logam. Beberapa senyawa
obat harus membentuk kompleks agar dapat diabsorpsi atau didistribusi ke
seluruh tubuh (Ilyas,
2012:17).
Dengan adanya percobaan kompleksasi ini, praktikan
diharapkan dapat mengetahui pembentukan senyawa kompleks dan menerapkannya
dalam farmasi secara umum, dan pembuatan obat secara khusus.
B.
Maksud dan Tujuan Percobaan
1. Maksud Percobaan
Untuk
mengetahui dan memahami proses pembentukan senyawa kompleks dari suatu logam
dalam larutan dengan penambahan zat pengompleks.
2. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan dari
praktikum ini yaitu :
a.
Membentuk senyawa kompleks antara CaCl
dan EDTA berdasarkan perbandingan konsentrasi.
b.
Menentukan perbandingn antara CaCl2
dan Na2EDTA yang membentuk senyawa kompleks.
C.
Prinsip Percobaan
Penentuan pembentukan senyawa
kompleks antara CaCl2 dan Na2EDTA menggunakan
spektrofotometer UV-Vis dengan menghitung panjang gelombang maksimum (x maks)
Ca (II) EDTA dan daya serapan gelombang maksimum (adsorban) tiap konsentrasi
campuran larutan CaCl2 dan Na2EDTA dengan frakso mol EDTA
0; 0,1; 0,25; 0,5; 0,75 dan 1.
BAB
II
TINJAUN
PUSTAKA
A. Teori
Umum
Salah satu sifat unsur fransisi adalah
kecenderung untuk membentuk ion kompleks atau senyawa kompleks. Ion-ion dari
golongan fransisi mempunyai orbital-orbital kosong yang dapat menerima pasangan
elektron pada pembentukan ikatan dengan molekul atau anion tertentu membentuk
ion kompleks. Ion kompleks terdiri atas atom logam pusat dikelilingi anionanion
atau molekul-molekul membentuk ikatan koordinasi. Ion logam pusat biasa disebut
atom pusat, sedangkan molekul atau ion yang mengelilinginya disebut ligan. Banyaknya ikatan koordinasi
antara atom pusat dengan ligannya disebut bilangan koordinasu (Ilyas, 2012:16).
Dalam pelaksanaan analisis ini banyak digunakan reaksi-reaksi yang menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion atau molekul kompleks terdiri dari satu atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom (ion) pusat itu. Jumlah relatif komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak mengikuti stoikiometri yang sangat tertentu, meskipun tidak dapat ditafsirkan dalam lingkup konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi adalah 6 (seperti dalam kasus Fe2+, Fe3+, Zn2+,Cr3+, Co3+, Cd3+), kadang-kadang 4 (Cu2+, Cu3+, Pt2+), tetapi bilangan-bilangan 2 (Ag+) dan 8 (beberapa ion dari golongan platinum) juga terdapat (Svehla, 1990:95).
Senyawa yang tersusun atas satu atom pusat, biasanya logam atau kelompok atom seperti VO, VO2 dan TiO yang dikelilingi oleh sejumlah anion atau molekul disebut senyawa kompleks. Anion atau molekul netral yang mengelilingi atom pusat atau kelompok atom itu disebut ligan. Jika ditinjau sistem dari asam-basa Lewis, atom pusat atau kelompok atom dalam senyawa kompleks tersebut bertindak sebagai asam Lewis, sedangkan ligannya bertindak sebagai basa Lewis. Ikatan yang terjadi antara ligan dan atom pusat merupakan ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks disebut juga senyawa koordinasi. Jumlah ligan yang mengelilingi atom pusat menyatakan bilangan koordinasi. Jumlah atom kompleks ditentukan dari penjumlahan muatan ion pusat dan jumlah muatan yang membentuk kompleks (Ramlawati, 2005:1).
Ion-ion dan molekul-molekul anorganik sederhana seperti NH3, CN-, Cl-, H2O membentuk ligan monodentat, yaitu suatu ion atau molekul menempati salah satu ruang yang tersedia di sekitar ion pusat dalam bulatan koordinasi, tetapi ligan bidentat (separti ion dipiridil). Rumus dan nama beberapa ion kompleks adalah sebai berikut :
Dalam pelaksanaan analisis ini banyak digunakan reaksi-reaksi yang menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion atau molekul kompleks terdiri dari satu atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom (ion) pusat itu. Jumlah relatif komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak mengikuti stoikiometri yang sangat tertentu, meskipun tidak dapat ditafsirkan dalam lingkup konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi adalah 6 (seperti dalam kasus Fe2+, Fe3+, Zn2+,Cr3+, Co3+, Cd3+), kadang-kadang 4 (Cu2+, Cu3+, Pt2+), tetapi bilangan-bilangan 2 (Ag+) dan 8 (beberapa ion dari golongan platinum) juga terdapat (Svehla, 1990:95).
Senyawa yang tersusun atas satu atom pusat, biasanya logam atau kelompok atom seperti VO, VO2 dan TiO yang dikelilingi oleh sejumlah anion atau molekul disebut senyawa kompleks. Anion atau molekul netral yang mengelilingi atom pusat atau kelompok atom itu disebut ligan. Jika ditinjau sistem dari asam-basa Lewis, atom pusat atau kelompok atom dalam senyawa kompleks tersebut bertindak sebagai asam Lewis, sedangkan ligannya bertindak sebagai basa Lewis. Ikatan yang terjadi antara ligan dan atom pusat merupakan ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks disebut juga senyawa koordinasi. Jumlah ligan yang mengelilingi atom pusat menyatakan bilangan koordinasi. Jumlah atom kompleks ditentukan dari penjumlahan muatan ion pusat dan jumlah muatan yang membentuk kompleks (Ramlawati, 2005:1).
Ion-ion dan molekul-molekul anorganik sederhana seperti NH3, CN-, Cl-, H2O membentuk ligan monodentat, yaitu suatu ion atau molekul menempati salah satu ruang yang tersedia di sekitar ion pusat dalam bulatan koordinasi, tetapi ligan bidentat (separti ion dipiridil). Rumus dan nama beberapa ion kompleks adalah sebai berikut :
(Fe
(CN)6)4+ Heksasianoterrat
(II)
(Fe
(CN)6)3+ Heksasianoferrat
(III)
(Cu
(NH3)4)2+ Tetraamintembaga
(II)
(Cu
(NH3)4)3+ Tetraminkuprat
(III)
(Co
(Co)4)3- Tetrakarbonilkobaltat
(III)
(Ag
(CN2))- Disianoargentat
(I)
(Ag
(S2O3)2) Ditiasul
fatoargentat (I)
Dari
contoh-contoh ini, kaidah tataa nama nampak jelas (Oxtoby, 2007:97).
Ada 3 jenis ligan dilihat dari
sejumlah atom donor di dalamnya :
1.
Ligan monodental : terdapat 1 atom di dalamnya.
2.
Ligan bidental : terdapat 2 atom di dalamnya.
3.
Ligan polidentat : terdapat lebih dari 1 atom donor di dalamnya.
Ligan polidentat disebut golongan pengkelat yang berasal dari kata Yunani “Chele” yang berarti cakar, hal ini dikarenakan dalam membentuk senyawa kompleks, ligan tersebut mencekram atom logam dengan sangat kuat. Senyawanya disebut kompleks khelat (Martin, 1993:125).
Ligan polidentat disebut golongan pengkelat yang berasal dari kata Yunani “Chele” yang berarti cakar, hal ini dikarenakan dalam membentuk senyawa kompleks, ligan tersebut mencekram atom logam dengan sangat kuat. Senyawanya disebut kompleks khelat (Martin, 1993:125).
Karena kebanyakan reaksi dimana
kompleks terbentuk berlangsung larutan air, salah satunya reaksi yang sangat
mendasar untuk dipelajari dan dipahami adalah dimana molekul-molekul air
disekeliling kation dan larutan air dipindahkan dari kulit koordinasi dan
diganti oleh ligan lain masuk disini adalah kasus dimana ligan yang baru
semata-mata molekul lain, yakni reaksi pertukaran air. Dengan beberapa
pengacualian misalnya (Cr (H2O)6)3+, (Rh (H2O)6)3+
reaksi tersebut sangat cepat dan harus dipelajari dengan metode relaksasi
(Khafkan, 2002:168).
Zat padat dibedakan antara zat padat kristal dan amorf. Dalam kristal, atom atau molekul penyusun memiliki struktur tetap (tetapi dalam amorf tidak) titik leburnya pasti. Zat padat memiliki volume dan bentuk tetap. Ini disebabkan karena molekul-molekul dalam zat padat juga menduduki tempat yang gelap dalam Kristal. Molekul-molekul zat padat juga mengalami gerakan namun sangat terbatas (Martin, 1993:225).
Zat padat dibedakan antara zat padat kristal dan amorf. Dalam kristal, atom atau molekul penyusun memiliki struktur tetap (tetapi dalam amorf tidak) titik leburnya pasti. Zat padat memiliki volume dan bentuk tetap. Ini disebabkan karena molekul-molekul dalam zat padat juga menduduki tempat yang gelap dalam Kristal. Molekul-molekul zat padat juga mengalami gerakan namun sangat terbatas (Martin, 1993:225).
Molekul ataupun ion yang bertindak
sebagai ligan umumnya mengandung suatu ligan atom elektron negatif, seperti
nitrogen. Oksigen atau salah satu halogen. Ligan yang hanya memiliki satu
pasang elektron menyendiri misalnya NH3 dikatakan anidentat. Ligan
yang memiliki dua gugus yang mampu membentuk dua ikatan dengan atom sentral
disebut bidentat. Ion tembaga (II) membentuk suatu kompleks dengan dua molekul
etilendiamina cincin yang dibentuk olehinteraksi sebuah ion logam dengan dua
gugus fungsional dalam ligan sama disebut cincin sapit, molekul organiknya
adalah zat penyempit dan kompleks itu disebut senyawa sapit (Khofkan, 2002:150).
Ikatan antara Ag+ dengan
N pada (Ag (NH3)2)+ adalah ikatan kovalen,
hanya sepasang elektron yang dipakai bersama dari atom N. ikatan semacam ini
disebut ikatan koordinat kovalen. Ion Ag bersifat akseptor elektron sedangkan N
disebut donor elektron. Donor elektron biasanya atom N, O dan Cl.
Spektofotometer merupakan alat yang
digunakan untuk menghitung daya absorpsi dengan melewatkan panjang gelombang
tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang biasa disebut kuvet. Sebagaian
dari cahaya tersebut akan diserap dan sebagian lagi akan dilewatkan. Nilai
absorpsinya dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi
larutan di dalam kuvet (Http//:Wikipedia.org.//Wiki/Spektro).
B.
Uraian Bahan
1.
Air Suling (Dirjen POM.1979:96)
Nama
resmi : AQUA DESTILLATA
Nama
lain : Air suling,
aqiadest
Rumus
molekul : H2O
Berat
molekut : 18,02
Rumus bangun : O
H H
Pemerian
: Cairan jernih, tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : sebagai pelarut antara CaCl2
dan Na2 EDTA.
2. CaCl2
(Dirjen POM.1995:160)
Nama resmi : CALCII CHLORIDUM
Nama lain : Kalsium chloridum
Rumus molekul : CaCl2
Rumus Struktur :
Cl-Ca-Cl
Berat molekul : 219,08
Pemerian : Hablur, tidak berwarna,
tidak berbau; rasa agak pahit, meleh basah.
Kelarutan : Larut dalam 0.25 bagian air,
mudah larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan
: sebagai agen ligan /
reaktan.
3. EDTA ( Dirjen POM.1979:91)
Nama resmi :
AETHYLENDIAMINUM
Nama lain :
EDTA, etilen diamina
Rumus molekul :
C2H8Na.H2O
Berat molekul : 78,11
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, agak kuning.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan :
Sebagai senyawa pengompleks
Rumus bangun :
HOOC
– CH2 CH2
– COOH
N – CH2 – CH2 – N
HOOC – CH2 CH2 – COOH
4. Na2EDTA (Dirjen POM.1995:412)
Nama
resmi : DINATRIUM ETILENDIAMINA
TETRA ASETAT DIHIDRAT
Nama
lain : Dinatrium adetat,
Na2 EDTA
Rumus
molekul : C10H14Na2O8.
2H2O
Berat
nolekul : 372,24
Rumus
bangun : H
H
O – Na
N
N
H
O O
– Na
O
Pemerian : Cairan kental, jernih,
tidak berwarna, higroskopik.
Kelarutan : Larut dalam air, dalam
etanol 95% dan eter P.
Kegunaan : Sebagai reaktan.
5. Besi
(III) Klorida ( Dirjen POM.1979:659 )
Nama resmi :
FERRI CHLORIDUM
Nama lain : Besi (III) klorida
Rumus molekul :
FeCl3
Pemerian
:
Hablur atau serbuk hablur. Hitam kehijauan, bebas warna jingga dari garam hidrat yang telah terpengaruh oleh kelembaban.
Kelarutan :
Larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna jingga.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
baik.
Kegunaan : Sebagai
reaktan.
C. Prosedur
Kerja (Ilyas.2012:17)
1. Siapkan
larutan CaCl2 dan EDTA 0,1 M dan 0,3 M.
2.
Buat campuran larutan CaCl2
dan EDTA dengan fraksi mol CaCl2 0; 0,1; 0,25; 0,5; 0,75; dan 1.
3. Siapkan
larutan standar Ca – EDTA 0,5 M.
4.
Tentukan panjang gelombang maksimum (λ
maks) Ca – EDTA pada spektrofotometer UV – Vis.
5.
Ukur serapan tiap konsentrasi campuran
larutan CaCl2 dan EDTA (yang telah diprosedur No. 2) pada λ maks.
6.
Buat grafik antara fraksi mol CaCl2
dan serapan.
7.
Tentukan fraksi mol CaCl2 dimana
terjadi kompleks Ca – EDTA.
8.
Hitung nilai K.
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan adalah botol semprot, gelas kimia, gelas ukur, kuvet, labu
ukur, neraca analitik, spektrofotometer UV–Vis 1 set.
Bahan-bahan yang digunakan adalah aquadest, CaCl2, EDTA, Na2EDTA
dan tissue.
B.
Cara Kerja
1.
Disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
2. Dibuat campuran larutan 10 ml CaCl2
0,1 M dan 10 ml Na2EDTA 0,1 M dihomogenkan, dimasukkan dalam kuvet
hingga batas dan diamati.
3.
Dibuat camouran larutan CaCl2
dan Na2EDTA dengan fraksi CaCl2 0; 0,1; 0,25; 0,5; 0,75
dan 1.
4.
Dimasukkan dalam kuvet.
5.
Disiapkan blanko (Aquadest) pada kuvet.
6.
Ditentukan panjang gelombang maksimum
pada spektrofotometer UV-Vis.
7.
Diukur serapan tiap konsentrasi campuran
larutan CaCl2 dan Na2EDTA (yang telah dibuat pada Na2).
8.
Dibuat grafik antara fraksi mol dan
serapan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel
Pengamatan
No.
|
Sampel
|
Panjang Gelombang (λ)
|
Absorban (Abs)
|
|
CaCl2
|
EDTA
|
|||
1
2
3
4
5
6
|
0
0,1
0,25
0,5
0,75
1
|
1
0,9
0,75
0,5
0,25
0
|
228,0
310,0
299,0
228,0
206,0
208,0
|
4,213
0,482
4,444
4,213
4,600
0,124
|
s
B.
Perhitungan
1.
=
=
N
2.
K1 =
0,3 = 16.67 m
3.
K2 =
0,75 = 12.33 m
4.
K3 =
0,25 = 14.78 m
5.
K4 =
0,75 = 9.13 m
6.
K5 =
0,25 = 6.76 m
7. K6 =
0 = 5 m
C.
Grafik
1.
Kurva antara absorbansi dan panjang gelombang
2.
Kurva antara fraksi mol CaCl2 dan absorban
D. Reaksi
HCOOC
– CH2 CH2 – COOH
Na
- CH2 - CH2 - Na + CaCl2
HCOOC – CH3 CH2 – COOH
HCOOC
– CH2 CH2 – COOH
Na
- CH2 - Ca - CH2 - Na + Cl
HCOOC – CH3 CH2 – COOH
BAB
V
PEMBAHASAN
Kompleksasi
atau senyawa koordinasi menurut defenisi klasik, diakibatkan dari mekanisme
donor absensor atau reaksi asam basa Leriks antara dua atau konstituen yang
berbeda.
Ion
kompleks terdiri atas atom logam pusat dikelilingi anion-anion atau
molekul-molekul membentuk ikatan koordinasi ion logam pusat biasanya disebut
atom logam. Sedangkan molekul atau ion yang mengelilingi disebut ligan. Banyaknya
ikatan koordinasi antara atom pusat dengan ligannya disebut bilangan
koordinasi.
Ion logam pusat merupakan logam transisi yang dapat
menerima pasangan electron bebas dari logam menempati orbital-orbital kosong
pada 3 d, 4 s dan 4 p pada ion pusat.
Ligan adalah molekul atau ion yang dapat menyumbangkan
pasangan elektron bebas dari ligan menempati orbital-orbital pada atom pusat.
Ligan ada yang bermuatan atom netral, bebas, positif dan negatif.
Ada 3 jenis ligan yang terdapat 1 atom didalamnya, yaitu
1.
Ligan monodental, ligan yang terdapat 1
atom didalamnya,
2.
Ligan biodental, ligan yang terdapat 2
atom didalamnya, dan
3.
Ligan polidental, ligan yang terdapat
lebih dari 1 atom didalamnya.
Adapun cara kerja dri percobaan ini
yaitu; siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dibuat larutan CaCl2
dan Na2EDTA masing-masing 0,1 M dan 0,3 M. Buatlah larutan CaCl2 dan
Na2EDTA dengan fraksimol CaCl2 0; 0,1; 0,25; 0,5; 0,75
dan 1. Kemudian disiapkan standar Na2EDTA 0,5 M, lalu ditentukan
panjang gelombang maksimum (λ maks) Na2EDTA pada spektrofotometer
UV-Vis. Ukuran serapan tiap konsentrasi larutan CaCl2 dan EDTA (yang
telah dibuat). Dibuat grafik antara CaCl2 dan serapan, kemudian
ditentukan fraksi mol CaCl2 dimana terjadi kompleks Na2EDTA,
lalu bandingkan nilai K.
Dibuat fraksi mol Na2EDTA
agar dapat diketahui pada fraksi mol Na2EDTA yang mana
dapat terjadi kompleks pada fraksi mol 0,25 sedangkan pada CaCl2
kompleks terjadi pada fraksi mol 0,75.
Dari percobaan yang dilakukan maka
diperoleh nilai absorbs fraksi mol Na2EDTA 0 = 0,124; 0,25 = 4,600;
0,5 = 4,213; 0,75 = 4,444; 0,9 = 0,482 dan 1 = 4,213. Sedangkan pada absorbs
fraksi mol CaCl2 0 = 4,213; 0,1 = 0,482; 0,25 = 4,444; 0,5 = 4,213;
0,75 = 4,600; dan 1 = 0,124.
Mekanisme kerja spektrofotometer
dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar cahaya
tersebut kemudian menuju kuvet. Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang
diserap oleh larutan akan dibaca oleh detector yang kemudian menyampaikan ke
layar pembaca.
Adapun faktor-faktor kesalahan yang
mungkin terjadi pada percobaan ini yaitu :
1.
Larutan yang digunakan kurang bagus dan
konsentrasi yang tidak tepat karena tidak dilakukan pembakuan terlebih dahulu
pada larutannya.
2.
Tidak telitinya praktikan pada saat
memasukkan sampel pada spektrofotometer.
Pengetahuan tentang senyawa kompleks
sangat dalam pada bidang farmasi. Banyak senyawa obat yang tidak larut dibuat
menjadi larut dalam bentuk senyawa kompleks. Beberapa senyawa obat harus
membentuk kompleks agar dapat diabsorbsi atau didistribusikan ke seluruh tubuh.
Teori asam basa menurut Lewis tidak
ada kaitannya dengan transfer proton atom H+, namun berkaitan dengan
pelepasan dan penggabungan pasangan electron bebas. Konsep asam dan basa Lewis
ini sudah mencakup 2 konsep penemunya yang dahulu, Arrhenius dan Bronsted –
Lowry.
Zat bersifat basa memiliki pasangan
elektron bebas yang bisa diberikan untuk membentuk ikatan kovalen koordinat.
Sedangkan asam mamiliki kemampuan untuk menerima dan mengikat pasangan elektron
bebas. Jadi jika konsepnya seperti ini berarti tidak ada hubungannya dengan
konsep proton.
Contoh
:
Reaksi asam dan basa Lewis
H +
H+
+ : NH3 H
– N – H
H
F
F
-
̤
F
– B + : F :- F – B F
̈
F F
Dari percobaan yang dilakukan
diperoleh nilai absorban fraksi mol Na2 EDTA 0 = 0,124; 0,25 =
4,600; 0,5 = 4,213; 0,75 = 4,444; 0,9 = 0,482 dan 1 = 4,213. Sedangkan absorban
fraksi mol CaCl2 yaitu 0 = 4,213; 0,1 = 0,482; 0,25 = 4,444; 0,5 =
4, 213; 0,75 = 4,600 dan 1 = 0,124.
Adapun hasil yang diperoleh tidak
sesuai dengan literature karena data yang dihasilkan bahwa fraksi mol 0,25 yang
memiki serapan tertinggi, dimana volume EDTA pada fraksi mol ini adalah 0
sehingga tidak mungkin membentuk kompleks ion Na2EDTA.
BAB
VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang didapatkan hasil
absorban tertinggi adalah 4,600 dengan fraksi mol 0,75 pada CaCl2
dan 0,25 pada Na2EDTA.
B. Saran
1.
Untuk
Laboratorium
Tolong lengkapi alat-alat dan bahan
dalam laboratorium dan kalau bisa dibeli yang baru spektrofotometer UV-Vis.
2.
Untuk
Asisten
Pertahankan kinerja dan keakraban
kakak pada para praktikan dan mohon dampingannya pada saat praktikum berlangsung.
Trima kasih kak
!!!
DAFTAR
PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta :
Depkes RI.
Dirjen
POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.
Jakarta : Depkes RI.
Http//:Id.Wikipedia.org//wiki/Spektro. Diakses pada selasa tanggal
1/01/2013.
Ilyas,
Fitrah et all. 2012. Penuntun Praktikum
Kimia Fisika. UIN Alauddin Makassar.
Khofkan.
2002. Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik. Jakarta : EGC.
Martin,
Alfrel, dkk. 1993. Kimia Fisika.
Jakarta : UI Press.
Ramlawati.
2005. Buku Ajar Kimia Anorganik Fisik.
Makassar : Jurusan Kimia, FM IPA. UNM.
Svehla,
Basset. 1990. Buku Ajar Analisis Kimia.
Jakarta : UGC.
Oxtoby,
D.W, dkk. 2007. Prinsip-Prinsip Kimia
Modern. Jakarta : Erlangga.
SKEMA KERJA
CaCl2 0,1 M 10 ml
|
Gelas kimia
|
Homogenkan
|
Kuvet
|
Spektrofotometer
|
CaCl2 0,1 M
|
kuvet
|
Spektrofotometer
|
Ukur serapan
|
Buat grafik
|
Kuat fraksi mol
0
: 0,1 : 0.25 : 0,5 : 0,75 : 1
|
Na2 EDTA 0,1 M
|
Hitung maksimal λ (panjang gelombang)
|
Na2 EDTA 0,1 M 10
ml
|